Perayaan Hari Jadi Bengkel Sabda di Jakarta

Sebenarnya, Indonesia tercinta kita ini masih menyimpan banyak sejarah dan rahasia yang belum semua orang ketahui secara menyeluruh terutama jejak sejarah masa penjajahan dijaman dahulu di Jakarta atau lebih dikenal dengan nama ‘Batavia’.
Menitik beratkan pada minimnya pengetahuan tentang sejarah Jakarta, maka tepat tanggal 08 Juni 2014 atau bersamaan dengan perayaan hari jadinya Komunitas yang kami beri nama Komunitas Bengkel Sabda yang berkedudukan di Jakarta menyambangi 3 pulau yang bersejarah dipinggiran Ibukota Jakarta di Kepulauan Seribu.

 

Keberangkatan
Pulau Onrust
Perayaan 3 tahun berdirinya Bengkel Sabda di Jakarta mengambil tema “Togerherness,holidays and history” dengan konsep “One Day Trip on Islands”.
Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Onrust (bahasa Belanda) atau Unrest (bahasa Inggris) yang artinya tanpa istirahat.
Sejarahnya, Pulau Onrust atau Unrest ini dulunya adalah pusat persinggahan kapal-kapal para saudagar yang berasal dari daratan asia dan eropa. Jaman dulu, pulau ini menjadi basis penjajahan bangsa Belanda di Indonesia, dan menjadikannya sebagai pusat pengawasan bagi pulau-pulau yang berada disekitar, yang kini beralih ke Pulau Pramuka.
Hal yang bisa kita temui dipulau ini adalah Musium, makam keramat dan makam Belanda juga sumur air tawar yang jernih.
Pulau kedua dari perjalanan kami adalah Pulau Cipir atau Pulau Khayangan, dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama ‘Khurper’.
Sejarahnya, Pulau Cipir pernah diduduki oleh Belanda dan Jepang.
Hal bersejarah yang bisa kita temui adalah adanya bangunan-bangunan seperti barak untuk keberangkatan haji dan rumah sakit untuk karantina penyakit menular yang pelaksanaannya diawasi oleh Dinas Kesehatan RI pada masa itu.
Namun berbeda dengan masa penjajahan oleh Jepang, ruang-ruang yang ada dibangunan rumah sakit dijadikan sebagai tempat eksekusi mati bagi tahanan, entah disebabkan pengidap wabah penyakit menular atau yang membangkang.
Karena itulah, Pulau Cipir disebut juga Pulau Khayangan dikarenakan banyak nyawa-nyawa yang melayang oleh pemenggalan kepala dan juga hukum gantung yang dilakukan oleh bangsa Jepang.
Pulau yang ketiga adalah Pulau Kelor atau disebuit juga dengan nama ‘Kherkof’ yang artinya kecil, karena luas daratannnya tak lebih dari 2 hektar.
Pulau ini dulunya dijadikan sebagai pusat pertahanan terhadap tentara musuh yang tak lain adalah bangsa Portugis.
Peninggalan yang masih bisa ditemui adalah benteng pertahanan berbentuk bulat yang disebut dengan Benteng Martello yang dibangun diabad ke 17.
Tujuan dari bentuk benteng Martello yang berbentuk membulat adalah supaya dalam pertahanan bisa sembari bermanuver dikala musuh datang dari segala arah.
Sebagian dari benteng ini sudah luluh lantak akibat dari tsunami dan gempa letusan Gunung Kelud dan juga abrasi gelombang yang menghantam benteng ini.
Itulah sedikit sejarah yang bisa dipetik dari perjalanan dan perayaan 3 tahun berdirinya Bengkel Sabda, yang tahun ini Bengkel Sabda Jakarta mengambil 3 lokasi yaitu disebuah pulau yang bersejarah dimana dari pulau satu dengan pulau lainnnya mempunyai sejarah dan cerita tersendiri yang tak jauh halnya dengan kondisi Bengkel Sabda disetiap tahunnya.
Foto Bareng dipelatar Pulau Onrust

 

Duduk-duduk sambil menghirup udara segar

 

Foto Bareng diatas batu prasasti

 

Berjalan diantara makam Belanda
Adapun kegiatan yang dilakukan Bengkel Sabda Jakarta adalah menyusuri rimbunnya pepohonan dan sunyinya Pulau Onrust dengan mengambil moment-moment berharga dengan sebuah kamera.
Dipulau ini pula, kami menyantap hidangan makan siang yang telah disediakan panitia perjalanan “www.doyanjalan.com” yang sebelumya telah membantu kelancaran perayaan acara Bengkel Sabda Jakarta.

 

Makan siang dipulau Onrust
Melepas lelah dan istirahat sejenak, kami menuju Pulau Cipir atau Khayangan yang bisa ditempuh sekitar 15 menit dari Pulau Onrust.
Gerbang Utama Pulau Cipir
Batu Prasasti Pulau Cipir
Kemudian acara puncak perayaan kami pilih Pulau Kelor, dengan pemotongan nasi tumpeng atau nasi kuning sebagai simbol dari rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan-Nya demi kelancaran dan kebersamaan komunitas ini.
Foto Bareng di pasir putih
Pemotongan Tumpeng
Benteng Montello
Dari 3 perjalanan tadi, disimpulkan dan erat kaitannya dengan perjalanan sebuah komunitas bahwasanya dalam sebuah komunitas memerlukan sebuah ‘proses’, dimana kesuksesan dan keindahan serta kerukunan yang disertai komitmen dari hati akan terciptanya sebuah biduk yang kokoh dan berkelanjutan.
Semoga dan Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply