Bakti Sosial Komunitas Bengkel Sabda : Pulau Gara, Desember 2013

Batam- Dibalik gemerlap sebuah kota selalu tersisip ruang-ruang yang bahkan tanpa pias kilaunya. Gara, sebuah pulau yang ditempuh dengan 20 menit menaiki pompong dari Pelabuhan Pandan Bahari Tanjung Uncang ini merupakan sebuah bukti betapa gemerlap sebuah kota tak menjamin kemakmuran setiap batas ruangnya.

Minggu, 15 Desember 2013 lalu komunitas bertajuk Sosial “Bengkel Sabda” bersama rekan-rekan dari Komunitas Tabungan Akhirat dan Komunitas Halo Peduli Batam dalam kesempatan yang ada mencoba mengoyak batas antara sang gemerlap dengan menyusuri lorong-lorong remang yang masih “ada” diantara kilaunya sang metropolitan.

Berangkat dari niat tulus berbagi, Bengkel Sabda menyalurkan bantuan Yang didapat dari donasi masyarakat berupa paket sembako, paketan alat tulis, baju layak pakai, bingkisan makanan untuk anak-anak, papan tulis, dan plang masjid untuk masyarakat Pulau Gara. Tidak hanya menyalurkan bantuan secara materi, teman-teman Bengkel Sabda juga memberikan “soft education” atau pendidikan nonformal kepada anak-anak di Pulau Gara mengenai betapa pentingnya sebuah cita-cita untuk diperjuangkan tak peduli betapa jauh jarak yang harus dilewati dan betapa banyak ancaman yang ada.

Ketika baru saja menginjakkan kaki dipelantaran Pulau Gara semua penduduk antusias untuk menyambut kedatangan teman-teman dari Bengkel Sabda, senyum ramah dari penduduk mencairkan kebekuan yang ada antara masyarakat setempat dengan teman-teman dari Bengkel Sabda.

Ciri khas dari Pulau Yang masuk dalam wilayah Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakang Padang ini adalah jejeran rumah panggung yang bentuk dan warnanya senada Yang diberikan atas bantuan dari pemerintah serta sebuah pelantar lurus yang menghubungkan rumah penduduk dengan masjid yang ada di daratan Pulau Gara sehingga bila dilihat dari jarak 200 meter dari tepi laut akan terlihat seperti busur dan anak panahnya.

Mesjid di Pulau Gara
Mesjid di Pulau Gara

“Suatu kebahagiaan untuk kami, bahwa ternyata masih ada orang-orang yang bersedia untuk datang ke pulau kami ini, kami berharap nantinya pemerintah bisa lebih memperhatikan pendidikan dari anak-anak kami, karena walau bagaimanapun kami selaku orang tua juga menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kami tentunya”, ucap Ketua RT Pulau Gara selaku Kepala Suku Pulau Gara, dalam sambutannya.

Seperti kenyataan yang kami temui di pulau ini, bahwa hampir seluruh anak-anak di pulau ini buta huruf dikarenakan minimnya fasilitas pendidikan yang terjangkau untuk masyarakat setempat. Padahal kualitas suatu bangsa nantinya ditentukan oleh kualitas generasi penerusnya yang ada saat ini.

“Kami harap bantuan yang kami salurkan saat ini dapat bermanfaat untuk masyarakat Pulau Gara dan tidak hanya itu, kami harapkan juga nantinya akan banyak pihak-pihak lain yang akan lebih mengangkat nama Pulau Gara lebih dari ini”, ucap Wiwik selaku Ketua Panitia Baksos edisi Desember ini dalam sambutannya.

Siapapun kamu, bagaimanapun kamu ingatlah bahwa hidupmu tak hanya milikmu. Akan selalu ada hak orang lain dalam setiap tetesan keringatmu. Bahkan kehadiranmu saja bisa menghidupkan kembali binar cahaya dalam mata orang lain. Silaturahim yang kamu lakukan tidak akan menguras isi dompet jika hanya berbicara masalah ongkos karena royalti yang akan kamu terima atas silaturahim yang kamu lakukan akan selalu menjadi lebih dan lebih.

“Hanya orang- orang Yang mendapat hidayahlah Yang sudi berkunjung ke Pulau ini, ingat bahwa silaturahmi akan mempererat persaudaraan dan membuka pintu rezki” tutup Ustad Syamsuddin selaku Da’i Hinterland di Pulau Gara. (BS/Cici)

Be the first to comment

Leave a Reply